Perubahan ritme kehidupan sangat dirasakan sejak terjadinya pandemi Covid-19. Berbagai upaya dilakukan untuk mengontrol pandemi sehingga kehidupan dapat kembali normal, misalnya pembukaan sekolah dengan aman. Angka kejadian anak penderita Covid-19 di Indonesia yaitu 13,4% dari total kasus Covid-19 yang tercatat hingga Maret 2022. Kasus pada anak cenderung meningkat saat libur Panjang. Gejala klinis Covid-19 pada anak bervariasi mulai dari tidak bergejala, ringan, sedang, berat maupun kritis. Salah satu upaya untuk mengendalikan pandemi Covid-19 yaitu dengan melakukan vaksinasi seluas-luasnya secara merata. Vaksinasi anak akan membantu tercapainya herd immunity (kekebalan komunitas). Oleh karena itu, perlu disiapkan vaksin yang aman dan efektif untuk anak. Dukungan orang tua tentunya sangat diperlukan demi kesuksesan vaksinasi pada anak.
Uji klinis vaksin Covid-19 anak sudah dilakukan untuk menguji keamanan dan efektifitas vaksin, penelitian dilakukan bertahap dimulai pada anak umur yang lebih tua (12-17 tahun), lalu dilanjutkan ke kelompok umur yang lebih muda (6-11 tahun). Vaksin sudah dapat diberikan secara aman dan efektif pada kelompok umur tersebut, sedangkan pada anak umur 3-5 tahun masih menunggu hasil kajian terkait keamanan dan dosis yang memadai
Komposisi vaksin anak dan dewasa tidak berbeda, namun ada penyesuaian dosis sesuai kelompok umur. Hingga artikel ini dibuat, terdapat 2 jenis vaksin yang diberikan pada anak, yaitu Sinovac dan Pfizer. Sinovac diberikan 2 dosis secara intramuscular dengan dosis 3 µg (0,5 ml) dengan interval 28 hari untuk umur di atas 6 tahun. Sedangkan Pfizer diberikan dengan dosis 0,3 ml untuk anak umur 6-11 tahun dan 0,5 ml untuk anak umur 12 tahun ke atas, sebanyak 2 dosis secara intramuscular dengan interval 21 hari. Vaksinasi harus diberikan secara lengkap (2 dosis) karena suntikan pertama belum menghasilkan titer antibodi yang memadai. Kadar antibodi setelah vaksin dosis kedua akan menjadi lebih tinggi secara signifikan dan memberikan durasi perlindungan lebih lama.
Kontraindikasi
Berikut kontraindikasi atau kondisi anak yang tidak boleh diberikan vaksin Covid -19
- Defisiensi imun primer , penyakit autoimun tidak terkontrol.
- Penyakit Sindrom Gullian Barre (sistem kekebalan tubuh menyerang saraf), mielitis transversa (peradangan pada satu bagian saraf tulang belakang), acute demyelinating encephalomyelitis (gangguan demielinasi/proses degenerasi sistem saraf pusat yang jarang, diperantarai imun).
- Anak dengan kanker yang sedang menjalani kemoterapi /radioterapi.
- Sedang mendapat pengobatan imunosupresan/ sitostatika berat (obat yang menghambat dan membunuh sel kanker dalam tubuh).
- Demam 37,50C atau lebih.
- Sembuh dari Covid-19 kurang dari 1 bulan dengan gejala ringan atau tanpa gejala, dan kurang dari 3 bulan pada gejala berat dan kritis.
- Pasca imunisasi lain kurang dari 1 bulan.
- Hipertensi tidak terkendali.
- Diabetes Melitus tidak terkendali.
- Penyakit-penyakit kronik atau kelainan kongenital tidak terkendali.
Catatan khusus: jarak pemberian vaksin Covid-19 dengan vaksin lainnya minimal 2 minggu.
Anak dengan penyakit komorbid seperti kondisi kronis yang stabil mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk mengalami komplikasi bila menderita infeksi Covid-19, oleh karena itu anak-anak ini bisa diberikan imunisasi setelah mendapat rekomendasi dari dokter yang merawatnya. Anak yang telah sembuh dari Covid-19 termasuk yang mengalami Long Covid-19 perlu dilakukan vaksinasi Covid-19.
Pemberian imunisasi dengan tetap menerapkan protokol pencegahan penularan Covid-19. Sebelum dan sesudah vaksinasi semua anak tetap memakai masker dengan benar, menjaga jarak, tidak berkerumun, dan jangan bepergian bila tidak penting.
Persiapan sebelum vaksinasi
- Pastikan waktu dan tempat vaksinasi sesuai perjanjian.
- Perhatikan catatan vaksinasi rutin dan bawa ke sentra vaksinasi jika diperlukan.
- Jelaskan pada anak untuk mengurangi rasa takut.
- Kenakan pakaian yang nyaman dan mudah dibuka pada lokasi suntikan (lengan atas).
- Tidak ada persiapan khusus yang harus dilakukan, namun disarankan agar tidur cukup dan makan teratur agar kondisi fit sebelum divaksinasi.
- Perhatian untuk anak dengan komorbid yang harus minum obat rutin, jangan lupa obat rutin diminum terlebih dahulu.
- Pemberian obat penurun panas tidak boleh digunakan secara rutin sebelum atau pada saat vaksinasi karena akan mengganggu respons imun. Namun demikian penggunaan obat-obatan ini sebelum atau selama vaksinasi bukan merupakan kontraindikasi sehingga vaksin tetap dapat diberikan.
Saat vaksinasi dilakukan
- Sebaiknya orang tua menemani.
- Pastikan anak tidak berontak selama penyuntikan karena dapat menimbulkan hal-hal yang tidak dinginkan.
Setelah vaksinasi
Setelah vaksinasi jangan segera pulang, tunggu 15-30 menit untuk melihat adanya reaksi alergi. Jika tidak ada reaksi alergi (ruam kemerahan pada kulit, pembengkakan mata dan bibir, sesak napas, pusing disertai penurunan tekanan darah) maka dapat pulang setelah melapor kepada petugas. Perhatikan keluhan sampai 3 hari setelah vaksinasi untuk observasi Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI). KIPI yang dirasakan mayoritas ringan, paling sering yaitu nyeri pada lokasi penyuntikan dan demam. Untuk mengurangi rasa nyeri pada lokasi suntikan maka dapat diberikan kompres dingin, sedangkan jika demam (suhu lebih dari 37,8 o C) dapat diberikan obat penurun panas.
Mari bersama kita sukseskan program vaskinasi Covid-19 pada anak agar kekebalan komunitas dapat segera tercapai dan kehidupan normal dapat segera pulih. Dukungan orang tua sangat berarti.
Penulis

| dr. Susanti Himawan, Sp.A |
| Dokter Spesialis Anak |
Publish: 11 April 2022

English
Bahasa

