Jl. Boulevard Timur Raya, Kelapa Gading - Jakarta 14250
T. (+6221) 4521001, 4520201    F. (+6221) 4520578
E. gadingpluit@gadingpluit-hospital.com
IG. gadingpluithospital

Gawat Darurat: (+6221) 4-5858-258

SEPUTAR DOKTER PENYAKIT DALAM

SEPUTAR DOKTER PENYAKIT DALAM

Penyakit dalam adalah cabang dan spesialisasi kedokteran yang menangani diagnosis dan penanganan organ dalam tanpa bedah pada pasien dewasa. Untuk menjadi dokter penyakit dalam, juga disebut “internis”, seorang dokter harus menyelesaikan pendidikan spesialis selama 4-5 tahun untuk mempelajari bagaimana mencegah, mendiagnosis, dan merawat penyakit yang menyerang orang dewasa. Dokter penyakit dalam di Indonesia diberi gelar Sp.PD.

Dokter penyakit dalam dilatih untuk memecahkan teka-teki masalah diagnosis dan menangani penyakit dan keadaan kronis parah dimana beberapa penyakit yang berbeda bisa bersimpangan di saat yang sama.

Dokter penyakit dalam dapat memilih praktik pada penyakit dalam secara umum, atau mengambil pelatihan tambahan untuk “mensubspesialisasikannya” pada salah satu dari 12 daerah penyakit dalam, umumnya disusun menurut sistem organ. Pelatihan subspesialisasi (biasa disebut “fellowship”) biasanya memerlukan pelatihan tambahan 1-3 tahun.

Terdapat badan yang mengatur subspesialisasi penyakit dalam di Indonesia, yakni Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI).

Berikut ini adalah subspesialisasi yang diakui oleh American Board of Internal Medicine.

  • Kardiologi, berurusan dengan gangguan jantung dan pembuluh darah
  • Endokrinologi, berurusan dengan gangguan sistem endokrin dan sekresi spesifiknya yang disebut hormon
  • Gastroenterologi, berhubungan dengan bidang penyakit sistem pencernaan
  • Hematologi, berkaitan dengan darah, organ pembentuk dan gangguannya
  • Infeksi Tropik, berkaitan dengan penyakit yang disebabkan oleh agen biologis seperti virus, bakteri atau parasit
  • Onkologi medik, berurusan dengan studi dan perawatan kanker
  • Nefrologi, berurusan dengan studi fungsi dan penyakit ginjal
  • Pulmonologi, berurusan dengan penyakit paru-paru dan jalur pernapasan
  • Rematologi, tercurah ke diagnosis dan terapi penyakit rematik.

Juga mengakui kualifikasi tambahan di area berikut :

  • Kedokteran remaja
  • Elektrofisiologi jantung klinik
  • Kedokteran perawatan gawat darurat
  • Geriatri
  • Psikosomatik
  • Kardiologi intervensi
  • Kedokteran olahraga
  • Hepatologi cangkok

 

Kompetensi atau Tindakan Medis yang Bisa Dilakukan Dokter Spesialis Penyakit Dalam

Berikut ini adalah tindakan medis yang bisa dilakukan oleh dokter spesialis penyakit dalam, di antaranya:

  • Mengevaluasi gejala  pada pasien, untuk mendiagnosis suatu penyakit.
  • Memberikan layanan kesehatan preventif (pencegahan) dasar, seperti vaksinasi dewasa, melakukan upaya penurunan faktor risiko penyakit, menilai keberhasilan terapi, dan merencanakan tindak lanjutnya.
  • Melakukan pemeriksaan fisik dan serta menilai hasil pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan darah, elektrokardiogram (EKG), pemeriksaan fungsi paru, analisis cairan tubuh seperti urine dan dahak, foto Rontgen, USG, dan CT scan.
  • Memberikan pengobatan terkait diagnosis dan kondisi pasien.
  • Bersama dokter gizi, mengatur asupan nutrisi dan tatalaksana nutrisi yang terkait penyakit tertentu, misalnya diabetes mellitus, malnutrisi, obesitas, dan penyakit ginjal kronik.
  • Memberikan penanganan pada keadaan kritis dan kedaruratan medis.

 

Berikut daftar beberapa keterampilan klinis dokter spesialis penyakit dalam sesuai bidang spesialisasinya:

  • Bidang alergi imunologi klinik: vaksinasi dewasa, tes alergi misalnya dengan prick test dan skin test terhadap obat-obatan dan zat tertentu.
  • Bidang endokrinologi metabolik diabetes: pemeriksaan glukosa darah, perawatan luka kaki diabetes, pengawasan kadar gula darah selama pemberian obat antidiabetes, dan aspirasi kista tiroid.
  • Bidang gastroenterohepatologi: pemasangan pipa nasogastrik (NGT), pengambilan cairan di rongga perut, USG abdomen.
  • Bidang geriatri: pengkajian pasien lanjut usia, perawatan luka dekubitus, penanganan gangguan medis pada lansia termasuk aspek nutrisi dan psikologis.
  • Bidang ginjal hipertensi: pemasangan kateter folley, hemodialisis (cuci darah).
  • Bidang hematologi-onkologi medik: aspirasi sumsum tulang, biopsi sumsum tulang, penilaian hasil pemeriksaan pencitraan dan radionuklir, melakukan transfusi darah, mengatasi perdarahan aktif, pemberian agen antikanker (kemoterapi standar), terapi biologik dan terapi suportif pada kanker.
  • Bidang kardiovaskular: elektrokardiografi (EKG), echocardiografi, pencitraan jantung,  advance cardiac life support, pemasangan kateter vena perifer, uji beban jantung / treadmill test, dan pengobatan pada penyakit jantung dan pembuluh darah.
  • Bidang pulmonologi: tes fungsi paru, pengambilan cairan di dalam rongga paru dengan atau tanpa panduan USG, terapi uap, terapi oksigen, interpretasi pemeriksaan foto Rontgen dada.
  • Bidang psikosomatik: psikoterapi dan menelusuri kondisi fisik dan psikologis pasien.
  • Bidang reumatologi: pengambilan cairan sendi dan pemberian obat suntikan pada sendi di berbagai sendi besar seperti lutut, memberikan tatalaksana terkait penyakit reumatologi.
  • Bidang tropik infeksi: pengambilan sampel darah, urine, nanah, dan feses pada penyakit infeksi, pencegahan infeksi nosokomial, penggunaan antibiotik, dan pengendalian resistensi antibiotik.

 

Peran dan Tugas Dokter Spesialis Penyakit Dalam

Berikut beberapa peran dan tugas seorang dokter spesialis penyakit dalam:

  • Mendiagnosis dan menangani penyakit pada orang dewasa dan lansia, baik akut maupun kronis, melalui tindakan nonbedah.
  • Memberikan rekomendasi perawatan penyakit yang diderita pasien dewasa dan lansia.
  • Memberikan pemahaman tentang kesehatan secara umum kepada pasien, mencakup cara menjaga kesehatan dan pencegahan penyakit.

 

Kapan Harus Mengunjungi Dokter Spesialis Penyakit Dalam?

Biasanya seseorang perlu menemui dokter spesialis penyakit dalam berdasarkan rujukan dari dokter umum terkait gejala-gejala yang dialami. Dokter penyakit dalam juga dapat merujuk pasien ke dokter konsultan spesialis penyakit dalam jika dibutuhkan. Misalnya ketika dokter menemukan kandung empedu Anda terkena kanker, maka dokter penyakit dalam dapat merujuk Anda ke dokter spesialis gastroenterologi untuk konsultasi dan memutuskan pengobatan apa yang tepat untuk menanganinya. Dokter spesialis gastroenterologi kemudian bisa saja merujuk Anda ke dokter bedah untuk melakukan tindakan pengangkatan kantung empedu jika diperlukan.

Selain rujukan dari dokter umum, Anda juga bisa menemui dokter penyakit dalam secara langsung jika Anda sudah yakin bahwa gejala dan penyakit yang Anda alami memerlukan penanganan dokter penyakit dalam, atau ketika membutuhkan second opinion terhadap diagnosis sebelumnya.

Mengingat dokter spesialis penyakit dalam menangani hampir semua penyakit yang terkait organ dan sistem organ, maka Anda disarankan menemui atau berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam ketika:

  • Anda memiliki keluhan atau gejala apa pun yang memengaruhi sistem dan organ tubuh. Misalnya, jika gejala yang dialami berkaitan dengan gangguan pada sistem pencernaan, sistem pernapasan, atau jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler).
  • Gejala yang Anda alami sangat luas dan kompleks.
  • Anda membutuhkan perawatan komprehensif jangka panjang.
  • Anda membutuhkan perawatan pencegahan terhadap penyakit tertentu, baik karena adanya faktor risiko genetik ataupun faktor risiko lingkungan.

 

 

Penulis

dr. Daulat Josua PMT., Sp.PD, FINASIM

Dokter Spesialis Penyakit Dalam

 

Publish: 16 Maret 2022