Jl. Boulevard Timur Raya, Kelapa Gading - Jakarta 14250
T. (+6221) 4521001, 4520201    F. (+6221) 4520578
E. gadingpluit@gadingpluit-hospital.com
IG. gadingpluithospital

Gawat Darurat: (+6221) 4-5858-258

Pneumonia Pada Anak Dapat Sebabkan Kematian

Pneumonia Pada Anak Dapat Sebabkan Kematian

Pneumonia atau radang paru adalah proses peradangan di paru yang disebabkan karena infeksi bakteri, virus, jamur, dan parasit. Pneumonia sering dijumpai pada anak-anak dan lansia, karena sistem kekebalan tubuhnya yang rendah, atau seseorang yang mempunyai penyakit kronis. Derajat keparahan penyakit sangat bervariasi, dari yang ringan sampai yang mengancam jiwa. Pneumonia menjadi salah satu penyebab utama kematian balita (anak di bawah lima tahun). Pada tahun 2021 Kementerian Kesehatan melaporkan terdapat 278.261 balita yang terkena pneumonia, dari data tersebut sebanyak 444 (0,16%) balita di Indonesia meninggal akibat pneumonia Jumlah tersebut mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang berjumlah 309.838 (10,19%) balita.

 

Gejala awal pneumonia seringkali menyerupai gejala influenza biasa, diawali dengan batuk dan demam. Gejala lain akan muncul kemudian berupa sesak nafas, nyeri dada, sakit kepala, nyeri otot, demam tinggi, anak tampak lelah serta menurunnya nafsu makan yang akan makin memperberat kondisinya. Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan suara nafas ronki atau lendir yang banyak di paru. Pemeriksaan rontgen dada akan tampak bercak-bercak infiltrat yang luas. Bila penyebab pneumonia adalah bakteri pada pemeriksaan darah akan menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih (leukosit). Anak dengan diagnosis pneumonia sebaiknya segera dirawat untuk mendapat pengobatan yang adekuat. 

 

Antibiotik digunakan sebagai terapi pneumonia yang disebabkan oleh bakteri. Bila penyebabnya virus maka antibiotik tidak akan berpengaruh. Pengobatan lain ditujukan untuk meringankan gejala, seperti penurun demam dan obat batuk. Pastikan juga anak mendapat asupan makanan/susu yang adekuat sehingga mempercepat pemulihan. Terapi oksigen diberikan sesuai dengan derajat sesak yang dialami oleh anak.

 

Bakteri pneumonia didapat dari lingkungan sekitar kita, ada lebih dari 90 jenis bakteri. Penyebab terbanyak pneumonia adalah Streptococcus pneumoni, Staphylococcus pneumoni, Haemophilus influenza dan Klebsiella pneumoni. Sebagian jenis virus influenza juga bisa berakibat pneumonia walaupun umumnya lebih ringan gejalanya dibandingkan dengan bakteri. Sebagian pneumonia bisa pula disebabkan oleh jamur, parasit dan mikoplasma. Bakteri, virus, maupun jamur tersebut dapat menyerang anak dengan kekebalan tubuh yang rendah. Bila anak yang terserang pneumonia segera mendapat terapi yang tepat, maka pemulihan akan lebih cepat, tetapi bila pengobatan terlambat maka bakteri penyebab pneumoni bisa masuk ke dalam aliran darah sehingga menyebabkan meningitis atau radang selaput otak dan bisa berakibat fatal.

 

Pneumoni bisa dicegah dengan meningkatkan sistem imun kita melalui imunisasi. Lengkapi imunisasi anak sesuai rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) terutama campak, Haemophillus influenzatipe B (HiB),Measles Mumps Rubella (MMR), Pneumococcus (PCV), serta imunisasi Influenza.

 

Tips  Pencegahan Pneumonia

l  Risiko terkena pneumoni bisa dikurangi dengan meningkatkan kebiasaan mencuci tangan dengan benar.

l  Bila terserang influenza sebaiknya istirahat di rumah untuk menghindari penyebaran kuman ke orang lain, serta menggunakan masker saat berada di tempat umum.

l  Pencegahan tentunya jauh lebih baik daripada pengobatan, oleh karena itu lengkapi imunisasinya, berikan nutrisi yang baik sejak lahir, perhatikan jam tidur anak, dengan demikian sistem kekebalan tubuhnya akan lebih baik.

 

Segera bawa ke dokter bila anak mengalami gejala batuk yang lama disertai demam dan sesak nafas, yang ditandai dengan nafas pendek dan cepat, anak tampak kebiruan terutama di bibir dan ujung jari, atau bila tersedia oksimetri kadar oksigen sudah di bawah 95%.

 

 

 

 

 

Penulis

 

 

dr. Luszy Arijanty, Sp.A

Dokter Spesialis Anak

 

 

 

Publish : 10 Juni 2024