Phimosis merupakan suatu keadaan dimana kulit preputium (foreskin/kulup) dari penis terlalu ketat (tight) sehingga tidak dapat diretraksi (ditarik ke belakang) untuk mengeluarkan glans penis.
Phimosisdibagi menjadi :
- Physiologic phimosis : terjadi pada bayi baru lahir (newborn), kondisi ini terjadi karena adanya adhesi (melekat) antara lapisan mukosa dari kulit preputium dengan glans penis. Kondisi ini dapat diatasi dengan intermittent retraksi (penarikan berulang secara berkala) dari kulit preputium dan saat ereksi penis.
- Pathologic phimosis : adanya kondisi tertentu yang terjadi sehingga kulit preputium tidak dapat diretraksi, biasanya karena adanya scar (bekas luka).

Physiologic phimosis Pathologic phimosis
Paraphimosis merupakan suatu kondisi dimana terjadi jeratan / entrapment dari kulit preputium dibelakang sulkus (celah) glans penis setelah dilakukan retraksi.
Pada suatu kondisi dimana terjadi infeksi berulang pada kulit preputium yang dikenal dengan istilah balanitis, maka akan menyebabkan terjadinya bekas luka (scarring) yang memicu terjadinya phimosis.
Seseorang dengan phimosis dapat mengakibatkan paraphimosis apabila dilakukan retraksi berlebihan pada preputium. Kondisi paraphimosis dapat menyebabkan terbendungnya aliran vena sehingga menyebabkan munculnya bengkak/edema. Bengkak yang terjadi tersebut mengakibatkan aliran darah pada penis menjadi terhambat sehingga dapat menyebabkan kematian jaringan pada glans penis atau yang dikenal dengan istilah necrosis.

Paraphimosis Paraphimosis
Keluhan yang didapatkan seseorang dengan phimosis, antara lain :
- Hematuria (kencing darah)
- Infeksi saluran kemih berulang
- Nyeri pada daerah preputium (kulup)
- Kelemahan pancaran urin
Terapi :
- Manual reduksi (perbaikan atau koreksi langsung dengan tangan)
- Operasi (sirkumsisi/sunat)
=============================================================================
Penulis
![]() |
|
dr. Ediyanto, Sp.B |
| Dokter Spesialis Bedah Umum |
Publish:
13 April 2021

English
Bahasa


