NYERI TULANG BELAKANG DALAM WAKTU LAMA BISA SEBABKAN TUBUH KAKU SEPERTI KAYU
Mengalami nyeri dan kekakuan di tulang belakang dalam waktu lama? Jika itu terjadi, perlu waspada. Siapa tahu itu gejala Ankylosing spondylitis. Penyakit ini sangat berbahaya sebab bisa menyebabkan tubuh kaku seperti kayu. Segeralah berobat jika mengalami keluhan itu agar cepat diatasi.
Ankylosing Spondylitis adalah peradangan sendi tulang belakang menyatu, sehingga membuat pergerakan kurang fleksibel bahkan tubuhnya bisa kaku. Penyakit ini lebih sering terjadi pada laki-laki dari pada perempuan, dengan perbandingan 2,8 : 1. Kasus Ankylosing Spondylitis pada perempuan yang baru saja dibicarakan banyak orang ialah menimpa Sulami. Gadis usia 35 tahun asal Sragen itu cukup lama menderita penyakit ini hingga tubuhnya kaku seperti kayu.
Awal mula Sulami mengeluh akibat penyakit ini ketika usia 10 tahun. Pada bagian leher belakangnya ada benjolan yang terasa tidak nyaman. Rasa tidak nyaman itu lama-lama menjalar ke berbagai tubuh lain. Seiring dengan ini pula, Sulami merasakan mulai muncul rasa kaku-kaku disertai sakit pada punggung hingga pinggang. Keluhan itu tidak dihiraukan, hingga pada usia 12 tahun, setelah lulus sekolah dasar, tubuhnya mengalami kaku. Badannya tidak bisa melikuk layaknya orang normal. Setamat SD, Sulami hanya bisa diam dikamar. Ia tidak bisa menghabiskan masa remajanya lantaran penyakit ini. Aktivitasnya sangat terbatas. Jika ingin makan atau mandi harus diangkat dari tempat tidur dengan bantuan orang lain. Selanjutnya, ia berjalan dengan langkah pelan menggunakan bantuan tongkat. Untuk makan maupun minum, Sulami tetap melakukan sendiri, tetapi sedikit kesulitan. Bila sudah selesai makan atau mandi, ia lalu ke kamar tidur. Kemudian Sulami membantingkan badannya untuk terlentang. Itu terjadi karena tubuhnya kaku seperti kayu. Tinggal pergelangan kaki, tangan dan leher yang bisa digerakkan. Hingga kini, sudah 23 tahun Sulami hidup dengan tubuh seperti kayu.
Berdasarkan pemeriksaan dokter setempat, tubuh Sulami menjadi kaku karena ruas antar persendian tulang belakang menyatu membentuk tulang akibat menderita Ankylosing Spondylitis. Jadi sebagian besar tubuh Sulami tidak ada persendian lagi. Pengobatan sudah dilakukan dan ada sedikit kemajuan. Menurut dr Bambang Darwono, ahli bedah tulang RS GADING PLUIT Jakarta, Ankylosing Spondylitis menyerang enthesis (Perlekatan ligament dan otot pada tulang). Saat kondisinya semakin memburuk dan peradangan berlanjut, tulang baru segera tumbuh di daerah enthesis. Tulang baru ini secara bertahap menutup celah antaratulang belakang sehingga membuatnya menyatu dan kaku seperti kayu. Bagian-bagian tulang belakang yang menyatu membuatnya kehilangan fleksibilitas sehingga membatasi pergerakan tubuh, dari yang awalnya gerakan tubuh terbatas lama-lama akan menjadi kaku. Ankylosing Spondylitis sifatnya kronis, terbentuk secara perlahan dalam waktu lama. Awalnya peradangan akan terjadi di tulang belakang bawah (pinggang) atau sendi tulang sakroiliaka (sendi yang berada di kedua sisi bokong atas). Peradangan di kedua tempat itu lama-lama akan menjalar ke sendi-sendi lain.
Gejala Ankylosing Spondylitis tergantung derajatnya. Bila kondisinya masih awal gejalanya berupa nyeri pada pinggang. Bila derajatnya sudah berat, di samping nyeri akan disertai gejala lain berupa kekakuan pinggang. Gejala tersebut datang secara bertahap sehingga penderita tidak menyadarinya. Seiring waktu, gejala akan memburuk, namun kadang membaik dengan interval yang tidak teratur: Gejala pertama muncul bisa di usia 23 tahun, tetapi rata-rata pada usia 40 tahun. Di samping memperhatikan gejala, diagnosis Ankylosing Spondilytis dapat dilakukan dengan pemeriksan darah. Penderita dalam pemeriksaan darah tidak ditemukan adanya rematik faktor atau (RA Faktor) karena penderita Ankylosing Spondilytis termasuk kelompok penyakit seronegatif. Untuk menguatkan diagnosis bisa dilakukan rontgen. Dari foto akan terlihat dengan jelas lokasi-lokasi dan berat ringannya penyakit Ankylosing Spondilytis. Penyakit ini sering menyerang bagian tubuh antara lain tulang belakang bagian bawah, sendi antara pangkal tulang belakang dan panggul, tulang rawan antara tulang dada dan tulang rusuk, sendi pinggul dan sendi bahu. Jarang menyerang sendi-sendi kecil seperti sendi-sendi jari. Tetapi kalau Rheumatic arthritis (seropositif atau RS Faktor +) sering menyerang sendi-sendi kecil.
Hingga sekarang belum diketahui dengan pasti penyebab penyakit ini. Berdasarkan penelitian, sekitar 90 % penderita Ankylosing Spondilytis memiliki gen HLA-B27. Namun tidak semua orang yang memiliki gen HLA-B27 berisiko terkena penyakit ini. Gen HLA-B27 adalah penandaan gen yang diwariskan terkait dengan penyakit rematik. Para ahli mempercayai gangguan ini diwariskan secara genetik. Pada keluarga dengan Ankolysing Spondilytis sekitar 10-30 % akan diwariskan pada keturunanya. Meski belum diketahui penyebabnya tetapi terdapat beberapa faktor risiko. Laki-laki lebih memungkinkan terkena penyakit ini dibandingkan perempuan. Dengan pemberian obat yang tepat, peradangan bisa terkontrol dan perkembangan penyakit bisa dihambat, sehingga pasien tetap mampu menjalankan aktivitasnya. Hanya dengan penanganan dengan obat akan efektif bila peradangan diketahui sedini mungkin. Bila kondisi sudah kronis, tidak mampu lagi dengan obat. Inilah perlu segera berobat ke dokter bila merasakan adanya keluhan. Tujuannya makin cepat gangguan diketahui minimal bisa dilakukan pencegahan supaya tidak bertambah parah. Bila kondisinya sudah parah operasi dapat dipilih menjadi pilihan. Operasi dilakukan untuk memperbaiki gangguan sendi dan deformitas tulang belakang. Bila penanganan sudah berhasil dilakukan, agar kondisi sendi terus membaik, secara rutin pasien perlu melakukan fisioterapi
Seperti dimuat di MAJALAH KARTINI EDISI: APRIL – MEI 2017
![]() |
| Dr. dr. Bambang Darwono, Sp.B, Sp.OT, FICS, FAPOA |

English
Bahasa


