MENANGANI PENYAKIT YANG BIASA MENYERANG ANAK
Peran keluarga sangat penting dalam menjaga kesehatan anak. Para orang tua diharapkan dapat mengenal, mencegah, dan mengatasi masalah kesehatan anak sehingga terhindar dari penyakit. Tata laksana yang tepat dan deteksi dini bisa jadi solusi dalam pencegahan penyakit. Salah satu penyakit yang bisa menyerang anak adalah anemia. Seperti diketahui, anemia merupakan kondisi ketika jumlah sel darah merah atau konsentrasi pengangkut oksigen dalam darah (Hb) tidak mencukupi kebutuhan fisiologis tubuh.
Orang tua sering tidak menyadari gejala anemia pada anak sehingga terlambat menyadari kehadiran penyakit ini pada anak mereka. Gejala anemia pada anak seperti kehilangan selera makan, sulit fokus, penurunan sistem kekebalan tubuh, dan gangguan perilaku atau orang awam lebih mengenal dengan 5L (lesu, lemah, letih, lelah, lunglai), wajah pucat, kunang-kunang.Tercukupinya nutrisi dalam 1000 hari pertama kehidupan merupakan kebutuhan mutlak bagi setiap anak, dan ini harus dimulai sejak bayi masih dalam kandungan.
Peran zat besi sebagai salah satu mikronutrisi yang dibutuhkan ibu hamil selama kehamilan yang menentukan kualitas kesehatan anak di masa depan. Anemia defisiensi besi (ADB) pada ibu hamil meningkatkan risiko terjadinya pendarahan, preekslampsia, dan infeksi. Ibu hamil yang menderita ADB juga berisiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah, bayi dengan anemia ataupun kekurangan zat besi, bahkan kematian pada bayi.
Anemia Defisiensi Besi (ADB) merupakan masalah kesehatan umum yang terjadi pada anak-anak. Komplikasi jangka panjang ADB dapat meliputi gangguan sistem kardiovaskuler, sistem imun, gangguan perkembangan, psikomotor serta kognitif. Anemia dapat disembuhkan, namun komplikasi yang timbul dapat bersifat permanen dan tidak dapat diperbaiki. Untuk itu pemberian suplementasi zat besi sebaiknya dilakukan sejak dini, sebelum defisiensi besi pada anak menjadi anemia defisiensi besi.
Selain anemia, penyakit lain yang juga dapat memengaruhi kualitas kehidupan anak adalah rinitis. Rinitis merupakan radang selaput hidung yang biasanya desebabkan oleh common colds atau flu dan alergi. Di Indonesia, prevalensi rinitis mencapai 24,3%. Dalam kasus yang akut, anak dengan rinitis dapat berpotensi mengalami gangguan penyakit penyerta (komorbiditas) lain seperti asma, pembesaran tonsil, dan infeksi telinga atau otitis.
Penyakit rinitis apabila dibiarkan akan memengaruhi tumbuh kembang optimal anak, terutama jika rinitis yang dialami berkembang menjadi rhinosinusitus dan komorbiditas lain. Rinitis sangat berpotensi mengganggu karena anak menjadi rewel dan sulit tidur sehingga akan mengganggu kualitas tidur anak dan orang tuanya. Meskipun tidak tergolong sebagai penyakit yang mematikan, rinitis dapat mengurangi produktivitas dan kualitas hidup keluarga, sekaligus berpotensi menimbulkan beban ekonomi tambahan.
Dalam menangani rinitis, anak perlu diberi terapi yang komperehensif, dalam bentuk oral dan topikal. Salah satu cara untuk menangani gejala hidung tersumbat adalah dengan diberikannya terapi topikal yang dapat secara singkat (kurang dari 10 menit), langsung memberikan efek hidung lega pada anak melalui pemberian oxymetazoline drop. Selain itu, menyosialisasikan tren cuci hidung pada anak sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit rhinitis.
Seperti dimuat di KORAN SINDO, TERBIT: KAMIS, 23 AGUSTUS 2018

English
Bahasa

