Jl. Boulevard Timur Raya, Kelapa Gading - Jakarta 14250
T. (+6221) 4521001, 4520201    F. (+6221) 4520578
E. gadingpluit@gadingpluit-hospital.com
IG. gadingpluithospital

Gawat Darurat: (+6221) 4-5858-258

HUBUNGAN ALKOHOL DAN DIABETES

HUBUNGAN ALKOHOL DAN DIABETES

 

HUBUNGAN ALKOHOL DAN DIABETES

Penelitian baru menyebutkan alkohol bisa menurunkan risiko terserang diabetes, tapi menuai banyak kritik.

Selama lima tahun, tim peneliti di Denmark mempelajari tentang 70.551 laki-laki dan perempuan yang terlibat dalam survei tentang kebiasaaan mereka minum alkohol. Selama itu pula mereka dipantau. Hasil yang didapat, sebanyak 859 laki-laki dan 887 perempuan menderita diabetes. Mereka yang rutin menenggak alkohol – yakni selama tiga sampai empat hari per minggu – memiliki risiko lebih kecil terserang diabetes.

Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi saat pankreas tidak memproduksi cukup insulin. Penyakit ini ditandai dengan kadar gula darah diatas normal. Meski begitu temuan tersebut tidak berarti memberikan lampu hijau untuk menenggak minuman alkohol lebih banyak dibanding petunjuk National Healt Service (NHS) Inggris saat ini. Pedoman ini menyebutkan batas menenggak alkohol buat laki-laki dan perempuan adalah 14 unit alkohol atau setara dengan 6 liter bir dalam seminggu.

Riset yang menyoroti hubungan alkohol dan diabetes ini bukanlah yang pertama. Dalam riset sebelumnya, konsumsi alkohol pada tahap “moderat” dapat mengurangi risiko diabetes. Nah, riset yang dipublikasikan dalam jurnal Diabetologia akhir Juli lalu itu berfokus pada frekuensi minum. Hasilnya memang berbeda. Dalam riset ini, alkohol seperti lebih banyak berguna dalam penurunan risiko diabetes. Menurut riset tersebut, kebiasaan mengkonsumsi alkohol mengurangi risiko sebanyak 27 persen pada laki-laki dan 32 persen pada perempuan dibandingkan dengan yang pantang minum.

Lebih khusus pada alkoholnya, minum satu sampai tujuh gelas per pekan dapat mengurangi risiko diabetes sebanyak 21 persen pada laki-laki. Namun untuk perempuan tak ada efeknya. Untuk peminum wine, bagi laki-laki atau perempuan, tujuh atau lebih gelas wine per minggu menurunkan risiko diabetes sebesar 25-30 persen dibandingkan dengan minum wine kurang dari satu gelas. Namun tak semua minuman alkohol itu bersahabat. Jenis gin atau jenewer tergolong yang jahat. Minuman alkohol ini meningkatkan risiko diabetes bagi perempuan sebanyak 83 persen. Sedangkan untuk kaum laki-laki, mereka yang menenggak 14 gelas per minggu memiliki kemungkinan 43 persen terkena diabetes dibanding mereka yang tidak minum apapun.

Penelitian ini tidak memberikan bukti apa pun bahwa peningkatan konsumsi alkohol atau frekuensi konsumsi akan mengurangi risiko diabetes. Mereka tidak akan merekomendasikan orang minum melebihi pedoman NHS. Konsumsi alkohol pada risiko tipe 2 akan berbeda pada satu orang dan orang yang lain. Diabetes tipe 2 adalah kondisi yang serius, dan sekitar tiga dari lima kasus dapat dicegah atau ditunda dengan makan makanan sehat, bergerak lebih banyak, dan menurunkan berat badan jika Anda kelebihan berat badan. Jadi, lebih baik jauhi alkohol.

 

PERJALANAN 24 JAM ALKOHOL DALAM TUBUH

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan minum alkohol dapat meningkatka risiko depresi dan kecemasan, sirosis hati, penkreatitis, bunuh diri, kekerasan, dan cedera karena kecelakaan. Alkohol juga dihibungkan dengan kanker mulut hidung, laring, kerongkongan, usus, hati, dan payudara pada perempuan. Inilah dampak bir bagi tubuh sesaat setelah menyesapnya.

5 Menit Pertama, alkohol diserap dalam aliran darah, menyusuri seluruh tubuh, termasuk otak dan sekitar otot. 10 Menit tubuh anda melihat alkohol sebagai racun sehingga tubuh ingin memecahnya dan menyingkirkannya secepat mungkin. 15 menit perut mencoba menghancurkan dan mengeluarkan alkohol dengan memproduksi enzim alkohol dehidrogenase yang mengubah alkohol menjadi bahan kimia, termasuk acetaldehyde. Zat ini cukup beracun dan merupakan faktor penyebab anda mabuk keesokan harinya. Kemudian menjadi asam asetat dan akhirnya asam lemak dan air. Dua zat terakhir disukai tubuh.

20 menit pengaruh alkohol mulai terasa, seperti kepala jadi ringan, perasaan bahagia, dan emosi lainnya. 45 menit antara 45-90 menit adalah level alkohol tertinggi dalam darah. Lebih dari 60 menit lebih sering ke toilet karena alkohol adalah obat diuretik yang langsung menuju kandung kemih dan menyebabkan dehidrasi. Bila berhenti minum, Anda cenderung merasa mengantuk atau terjatuh. Bisa tidur nyenyak tapi kualitas tidurnya buruk. 12 sampai 24 jam saat bangun, Anda mungkin akan merasakan salah satu dari banyak gejala mabuk, seperti sakit kepala, pusing, haus, pucat, dan tremor yang sebagian besar disebabkan dehidrasi. Tubuh anda akan mencoba mengatasi alkohol dalam sistem anda.

 


Seperti dimuat di KORAN TEMPO, TERBIT: RABU, 2 AGUSTUS 2017