Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Menurut data organisasi Kesehatan dunia WHO (World Health Organization) sebanyak 17.9 juta kematian dunia disebabkan oleh penyakit kardiovaskular. Yang merupakan penyakit kardiovaskular adalah penyakit terkait jantung dan pembuluh darah termasuk disini adalah penyakit jantung koroner dan stroke. Kedua penyakit ini memiliki faktor risiko yang sama seperti: darah tinggi/hipertensi, diabetes mellitus, dislipidemia, dan merokok. Di luar keempat faktor tersebut terdapat satu kondisi pada jantung yang dapat menjadi faktor risiko stroke, yakni gangguan irama jantung.
Gangguan Irama Jantung – Atrial Fibrilasi
Dari beberapa gangguan irama jantung, yang sering menyebabkan stroke adalah atrial fibrilasi. Gangguan ini ditandai denyut jantung yang tidak teratur. Hal ini dapat dirasakan melalui perabaan nadi pada tangan. Keluhan yang sering dirasakan adalah:
- Berdebar-debar,
- Cepat lelah,
- Pusing,
- Sesak napas dan
- Nyeri dada.
Faktor Risiko Atrial Fibrilasi
Terdapat beberapa risiko untuk terjadinya atrial fibrilasi yakni:
- Darah tinggi/hipertensi,
- Penyakit jantung koroner,
- Penyakit katup jantung,
- Kelainan jantung bawaan,
- Gangguan hormonal, dan
- Zat stimulant seperti: kafein, alkohol, dan rokok.
Bagaimana Gangguan Irama Jantung - Atrial Fibrilasi Dapat Menyebabkan Stroke?
Pada atrial fibrilasi serambi jantung tidak berkontraksi secara ritmik melainkan hanya bergetar saja. Akibatnya pada serambi jantung tersebut berpotensi terbentuk bekuan darah. Bekuan darah pada serambi jantung dapat terlepas dan masuk kebilik jantung tempat darah dipompakan ke paru dan seluruh tubuh. Bila bekuan darah yang terlepas tersebut masuk kebilik kiri jantung, ketika dipompa, bekuan darah dapat menuju pembuluh darah di otak dan menyumbat aliran darah otak. Terjadilah stroke.
Penanganan Gangguan Irama Jantung
Penanganan seseorang dengan gangguan irama adalah obat-obat untuk mengatur laju denyut jantung, mengembalikan irama normal jantung baik dengan obat atau ablasi. Pada beberapa kasus dengan risiko stroke yang tinggi, dokter akan memberikan antikoagulan (pengencerdarah) untuk mencegah terjadinya stroke. Tentu saja pemberian pengencer darah ini akan mempertimbangkan risiko perdarahan yang dimiliki seseorang. Disamping obat-obatan, tidak kalah pentingnya adalah menjalankan pola hidup sehat yakni olahraga teratur, istirahat cukup, kontrol tekanan darah, hindari minuman beralkohol, dan stress serta berhenti merokok.
Gambaran anatomi jantung manusia

Penulis

| dr. Soetandar, Sp.JP, FIHA |
|
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah |
Publish: 19 Juli 2022

English
Bahasa

