Jl. Boulevard Timur Raya, Kelapa Gading - Jakarta 14250
T. (+6221) 4521001, 4520201    F. (+6221) 4520578
E. gadingpluit@gadingpluit-hospital.com
IG. gadingpluithospital

Gawat Darurat: (+6221) 4-5858-258

GAGAL JANTUNG KONGESTIF

GAGAL JANTUNG KONGESTIF

Apa itu gagal jantung?

            Gagal jantung adalah kegagalan jantung untuk menjalankan fungsinya untuk memompa darah ke seluruh tubuh untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau kondisi dimana jantung masih dapat memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh, akan tetapi harus bekerja lebih berat dibandingkan kondisi normal untuk dapat menjalankan perannya tersebut. Secara lebih sederhana, gagal jantung adalah kondisi di mana jantung “gagal” untuk menjalankan fungsinya. Fungsi jantung yang paling utama adalah untuk menerima darah dari bagian tubuh lain dan selanjutnya memompa darah tersebut.

 

Ada beberapa istilah gagal jantung :

  • Gagal jantung akut: adalah suatu kondisi curah jantung yang menurun secara tiba-tiba menyebabkan penurunan tekanan darah tanpa disertai edema/bengkak perifer (tepi), disebabkan sindrom koroner akut, hipertensi berat, bocor katup akut.
  • Gagal jantung kronik/kongestif: adalah suatu kondisi tidak normal dimana terdapat kegagalan jantung memompa darah yang sesuai dengan kebutuhan jaringan, terjadi sejak lama.
  • Gagal jantung sistolik (Heart Failure with Reduced Ejection Fraction / HFREF) adalah ketidakmampuan kontraksi jantung memompa sehingga curah jantung menurun dan menyebabkan keluhan hipoperfusi (kurangnya asupan nutrisi yang diperlukan oleh organ atau jaringan tubuh) dimana fraksi ejeksi < 40%. Fungsi sistolik dipengaruhi oleh kehilangan sel miokardium akibat iskemia atau infark, kardiomiopati atau inflamasi. Manifestasi gagal sistolik meliputi penurunan curah jantung, kelemahan, keletihan, dan penurunan toleransi terhadap latihan fisik. (Gambar 1)
  • Gagal jantung diastolik (Heart Failure with Preserved Ejection Fraction / HFPEF) yaitu gangguan relaksasi/menampung dan gangguan pengisian ruang jantung ventrikel kiri dengan fraksi ejeksi ≥ 50%. Gangguan fungsi diastolik disebabkan oleh penurunan komplians ventrikel akibat hipertrofi dan perubahan sel serta kerusakan relaksasi otot jantung.

Klasifikasi gagal jantung berdasarkan gejala yang berkaitan dengan kapasitas fungsional dari New York Heart Association (NYHA), Kelas :

  1. Tidak ada batasan aktivitas tidak menimbulkan kelelahan, berdebar atau sesak nafas.
  2. Terdapat batasan aktivitas ringan. Tidak terdapat keluhan saat istrahat, namun aktivitas kelelahan, berdebar atau sesak nafas.
  3. Terdapat batasan aktivitas yang bermakna. Tidak terdapat keluhan saat istrahat, menyebabkan kelelahan, berdebar atau sesak nafas.
  4. Tidak dapat melakukan aktivitas. Terdapat gejala saat istrahat. Keluhan meningkat saat melakukan aktivitas.

  

Gambar 1. Perbedaan Gagal Jantung Sistolik dan Diastolik

 

 

Penyebab Gagal Jantung

Ada beberapa penyebab dari gagal jantung :

  1. Kelainan otot jantung
    Gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, menyebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi otot mencangkup aterosklerosis koroner, hipertensi arterial, dan penyakit otot degeneratif atau inflamasi.
  2. Aterosklerosis koroner
    Mengakibatkan disfungsi miokard karena terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia (kurangnya oksigen) dan asidosis. Infark miokardium biasanya mendahului terjadinya gagal jantung.
  3. Hipertensi sistemik atau pulmonal
    Meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi (penebalan) serabut otot jantung. Efek tersebut dapat dianggap sebagai mekanisme kompensasi karena akan meningkatkan kontraktilitas jantung, tetapi untuk alasan yang tidak jelas, hipertrofi jantung tadi tidak dapat berfungsi secara normal, dan akhirnya akan terjadi gagal jantung.
  4. Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif
    Berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung menyebabkan kontraktilitas menurun.
  5. Penyakit jantung lain
    Gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya tidak secara langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme yang biasanya terlibat mencangkup gangguan aliran darah melalui jantung, ketidakmampuan jantung untuk mengisi darah, atau pengosongan jantung abnormal. Peningkatan mendadak afterload (meningkatnya tekanan darah sistemik) dapat menyebabkan gagal jantung meskipun tidak ada hipertrofi miokardial.
  6. Faktor sistemik
    Terdapat sejumlah faktor yang berperan dalam perkembangan dan beratnya gagal jantung. Meningkatnya laju metabolisme, hipoksia, dan anemia memerlukan peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen sistemik. Hipoksia atau anemia juga dapat menurunkan oksigen ke jantung.

 

Gejala dan Tanda Gagal Jantung

Secara klinis, gagal jantung merupakan kumpulan gejala yang kompleks dimana seseorang memiliki tampilan berupa: gejala gagal jantung; tanda khas gagal jantung dan adanya bukti obyektif dari gangguan struktur atau fungsi jantung saat istirahat. (Tabel 1 dan Tabel 2).

 

Tabel 1. Gejala dan Tanda Gagal Jantung

Tabel 2. Manifestasi Klinis Gagal Jantung

Pemeriksaan Penunjang

  • Elektrokardiogram (EKG)

Pemeriksaan elektrokardiogram harus dikerjakan pada semua pasien diduga gagal jantung. Abnormalitas EKG sering dijumpai pada gagal jantung. Abnormalitas EKG memiliki nilai prediktif yang kecil dalam mendiagnosis gagal jantung. Jika EKG normal, diagnosis gagal jantung khususnya dengan disfungsi sistolik sangat kecil (<10%).

  • Foto Toraks

Foto toraks merupakan komponen penting dalam diagnosis gagal jantung. Foto toraks dapat mendeteksi kardiomegali, kongesti paru, efusi pleura, dan dapat mendeteksi penyakit atau infeksi paru yang menyebabkan atau memperberat sesak nafas. Kardiomegali dapat tidak ditemukan pada gagal jantung akut dan kronik.

  • Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium rutin pada pasien diduga gagal jantung adalah darah perifer lengkap (hemoglobin, leukosit, trombosit), elektrolit, glukosa, tes fungsi hepar, dan urinalisa. Pemeriksaan tambahan lain dipertimbangkan sesuai gambaran klinis. Gangguan hematologi atau elektrolit yang bermakna jarang dijumpai pada pasien dengan gejala ringan sampai sedang yang belum diberikan terapi, meskipun anemia ringan, hiponatremia, hiperkalemia dan penurunan fungsi ginjal sering. Kadar plasma peptida natriuretik dapat digunakan untuk diagnosis, membuat keputusan merawat atau pasien yang berisiko mengalami dekompensasi. Kadar peptida natriuretik meningkat sebagai respon peningkatan tekanan dinding ventrikel. Peptida natriuretik mempunyai waktu paruh yang panjang, penurunan tiba-tiba tekanan dinding ventrikel tidak langsung menurunkan kadar peptida natriuretik. Kadar peptida natriuretik yang tetap tinggi setelah terapi optimal merupakan indikasi prognosis buruk.

  • Ekokardiografi

Istilah ekokardiografi digunakan untuk semua teknik pencitraan ultrasonografi jantung termasuk pulsed and continuous wave Doppler, colour Doppler dan tissue Doppler imaging (TDI). Konfirmasi diagnosis gagal jantung dan/atau disfungsi jantung dengan pemeriksaan ekokardiografi adalah keharusan dan dilakukan secepatnya pada pasien dengan dugaan gagal jantung. Pengukuran fungsi ventrikel untuk membedakan antara dengan HFrEF dan HFpEF.

 

Tatalaksana Gagal Jantung

  1. Tatalaksana Non-Farmakologi
    Diet rendah garam: 2 g pada gagal jantung ringan dan 1 g pada gagal jantung berat, menghentikan rokok dan alkohol. Pasien harus memantau berat badan rutin setap hari, jika terdapat kenaikan berat badan > 2 kg dalam 3 hari, pasien harus menaikan dosis diuretik atas pertimbangan dokter. Pengurangan berat badan pasien obesitas dengan gagal jantung dipertimbangkan untuk mencegah perburukan gagal jantung, mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup.
    Pembatasan asupan cairan 900ml–1,2liter/hari (sesuai berat badan) dipertimbangkan terutama pada pasien dengan gejala berat yang disertai hiponatremia. Restriksi cairan rutin pada semua pasien dengan gejala ringan sampai sedang tidak memberikan keuntungan klinis.
    Malnutrisi klinis atau subklinis umum dijumpai pada gagal jantung berat. Kaheksia jantung merupakan prediktor penurunan angka mortalitas. Jika selama 6 bulan terakhir terjadi kehilangan berat badan >6 % dari berat badan stabil sebelumnya tanpa disertai retensi cairan, pasien didefinisikan sebagai kaheksia. Status nutrisi pasien harus dinilai dengan hati-hati.
    Aktivitas fisik, latihan jasmani : jalan 3-5 kali/ minggu selama 20-30 menit atau sepeda statis 5 kali/ minggu selama 20 menit dengan beban 70-80% denyut jantung maksimal pada gagal jantung ringan dan sedang.

  2. Tatalaksana Farmakologi
    Pilihan jenis dan golongan pengobatan berdasarkan panduan Gagal Jantung : ACE-I, Penyekat reseptor B, Antagonis Aldosteron, ARB, ARNI, Ivabradine, H-ISDN, Digoxin, dan Diuretik.
    Sampai saat ini, ICD (Implantable cardioverter-defibrilator) dan CRT (Cardiac resynchronization therapy) merupakan alat yang direkomendasikan pada gagal jantung lanjut (advanced heart failure) simtomatik yang sudah mendapatkan terapi farmakologi gagal jantung secara optimal.

 

Penulis

dr. Daulat Josua PMT., Sp.PD, FINASIM

Dokter Spesialis Penyakit Dalam

 

Publish: 14 Januari 2023