Penyebab Infertilitas dan Mengganggu Hubungan Seksual
“Endometriosis adalah kondisi ketika jaringan endometrium tumbuh di tempat yang salah, seperti di indung telur, usus, tuba falopi (saluran telur), vagina atau di rektum (bagian akhir usus yang terhubung ke anus). Seharusnya jaringan yang membentuk lapisan dalam dinding Rahim ini hanya ada di dalam Rahim. Sebelum haid, endometrium akan menebal sebagai tempat untuk menempelnya sel telur yang sudah dibuahi. Bila tidak dalam kondisi hamil, endometrium tersebut akan luruh dan keluar dari tubuh sebagai darah haid (mens). Pada kasus endometriosis, jaringan endometrium di luar rahim tersebut juga ikut menebal, tetapi tidak dapat luruh dan keluar dari tubuh. Kondisi tersebut dapat menimbulkan keluhan nyeri, bahkan dapat menyebabkan kemandulan.”
Sekarang ini semakin banyak wanita usia produktif yang mengalami endometriosis. Satu dari sepuluh wanita usia subur rentan mengalaminya. Masalahnya endometriosis yang cukup parah bisa mengganggu kesuburan wanita penderitanya, sehingga sulit mendapatkan anak (infertilitas). Endometriosis mengganggu kerja sistem reproduksi dengan menutup indung telur, membuat kaku saluran falopi ketika menangkap sperma dan memicu antibodi menyerang sperma.
“Endometriosis adalah penyakit yang sering terjadi pada wanita usia reproduksi yang dimulai dari haid pertama sampai dengan menopause. Sekitar 5-10% mereka mengalaminya,” kata dr. Andrew. Karena itu, remaja putri yang mengalami haid berat dengan gangguan berlebihan berkemungkinan mengalaminya, jangan dianggap sebagai gejala haid biasa. Untuk mewaspadainya, sebaiknya konsultasi dengan dokter spesialis obstetri dan ginekologi untuk mengatasinya lebih dini.
Bila endometriosis tumbuh menyimpang di tempat lain
Dalam keadaan normal, ketika seorang wanita mengalami ovulasi (keluarnya sel telur matang untuk dibuahi sperma), maka endometrium, jaringan mukosa yang melapisi dinding rahim akan menebal untuk mempersiapkan agar calon janin dapat menempel pada rahim jika terjadi pembuahan. Bila tidak ada pembuahan, maka endometrium yang telah menebal akan luruh dan keluar dari tubuh dalam bentuk darah, saat itulah seorang wanita mengalami haid (menstruasi).
Penyimpangan endometrium bisa terjadi dengan tumbuh di luar kandungan, misalnya di indung telur atau daerah sekitar panggul. Seseorang wanita disebut mengalami penyakit endometriosis, bila jaringan dinding rahim yang tumbuh diluar rahim tersebut juga akan ikut meluruh saat mengalami haid, namun tidak keluar melalui vagina seperti pada jaringan normal yang terdapat di dalam rahim, sehingga sisa-sisa endometrium tersebut akan mengendap disekitar organ reproduksi. Lama-lama, endapan ini akan menyebabkan peradangan, kista, jaringan parut dan akhirnya menimbulkan berbagai gangguan lain. Kista endometriosis adalah jenis kista yang terbentuk ketika jaringan endometrium tumbuh di ovarium (indung telur). Kista ini berisi cairan berukuran besar yang terbentuk pada indung telur, bahkan dapat membungkusnya.
Pada kebanyakan kasus, kista ini muncul akibat endometriosis yang tidak diobati dengan cepat dan tepat. Itu sebabnya, beberapa wanita dengan endometriosis berisiko mengalaminya. Kista endometriosis memengaruhi wanita selama beberapa tahun dan dapat menyebabkan nyeri panggul kronis yang terkait yang dengan menstruasi. Gangguan ini tidak boleh disepelekan, karena sangat mengganggu kenyamanan hidup penderitanya dengan menyebabkan nyeri hebat pada saat haid, ketidaknyamanan sewaktu melakukan hubungan intim, sampai dengan pendarahan dari anus sewaktu buang air besar yang disertai dengan rasa sakit berlebihan.
Tingkat keparahan endometriosis yang perlu diketahui
“Kasus endometriosis terdiri dari yang sangat ringan hingga sangat berat. Yang sangat ringan bisa tanpa gejala sama sekali dan ditemukan secara tidak sengaja pada saat dokter melakukan operasi terhadap organ di dalam perut pasienya untuk penyakit lain. Namun endometriosis juga bisa sangat berat, baik dalam hal gejala maupun komplikasinya terhadapa organ reproduksi yang terkena, “ kata dr. Andrew.” Kasus ini sendiri tidak menyebabkan kematian, tapi gangguan yang ditimbulkannya bisa sangat menyengsarakan penderitanya. Bahkan, kerusakan Kronis pada organ yang terkena juga bisa berkelanjutan dan menurunkan kualitas hidup penderitanya,” lanjutnya.
Endometriosis terbagi menjadi empat tingkatan yang tergantung kepada lokasi, jumlah, ukuran dan kedalaman lapisan endometrium yang terjadi. Ada empat tingkatan endometriosis dan ciri-cirinya yang perlu diketahui, yaitu:
- Endometriosis minimal. Muncul jaringan endometrium yang kecil dan dangkal di indung telur. Peradangan juga dapat terjadi disekitar rongga panggul.
- Endometriosis ringan. Terdapat jaringan endometrium yang kecil dan dangkal di indung telur dan dinding panggul.
- Endometriosis menengah. Terdapat beberapa jaringan endometrium yang cukup dalam di indung telur.
- Endometriosis berat. Terdapat jaringan endometrium yang dalam di indung telur, dinding panggul, saluran indung telur dan usus.
Komplikasinya bila tidak diatasi dengan baik
Menurut dr. Andrew, komplikasi yang dapat terjadi bila tidak diatasi dengan baik adalah:
- Sulit hamil (tidak subur), karena gangguan ini merusak saluran telur yang mengakibatkanya tersumbat, sehingga telur tidak dapat masuk ke dalam rahim untuk dibuahi oleh seperma.
- Kista pada indung telur, yang sering kali berulang muncul walaupun sudah dilakukan terapi dan operasi.
- Penempelan organ-organ (rahim, saluran telur, indung telur, usus-usus, kantong urin) di dalam rongga panggul yang sering menimbulkan nyeri kronis yang hilang timbul, maupun gangguan fungsi dari organ-organ terkait.
- Endemetriosis di dalam usus, bergejala buang air besar berdarah, yang kejadiannya hampir selalu bersamaan dengan datangnya haid. Lama kelamaan usus yang mengalami luka berulang dan berkelanjutan akan rusak permanen dan mengalami gangguan fungsi sebagai saluran hasil pencernaan.
- Endometriosis pada saluran urin, menyebabkan buang air kecil berdarah yang periodik sesuai siklus haid, harus diwaspadai sebagai gejalanya.
- Batuk berdarah pada setiap kali haidmungkin saja karena endometriosis di paru-paru.
- Mata dan bekas operasi sesar berdarah dan nyeri,pernah juga ditemukan yang ternyata disebabkan oleh endometriosis.
Tanda-tanda dan gejala yang perlu diketahui
“Gejala yang paling sering dikeluhkan penderita endometriosis adalah nyeri haid berlebihan, namun bukan selalu nyeri haid berlebihan tersebut disebabkan oleh endometriosis, “ kata dr. Andrew.” Sulit hamil pada wanita usia subur cukup sering berkolerasi dengan endometriosis.
Selain itu, gangguan juga bisa menimbulkan nyeri perut pada saat hubungan sexual, nyeri berlebih pada saat buang air kecil, terutama pada saat haid. Gejala lainnya adalah perdarahan dari organ terdampak yang kejadiannya bersamaan dengan datangnya haid,” lanjutnya.
Tanda dan gejala endometriosis adalah rasa nyeri pada perut bagian bawah. Tingkat keparahan nyeri dapat berbeda-beda pada setiap wanita. Namun secara umum, rasa nyeri ini biasanya akan bertambah parah saat haid atau melakukan hubungan seksual.
Beberapa wanita juga mengeluhkan nyeri yang terasa menjalar dari perut bagian bawah, punggung, hingga kaki. Ada pula yang mengatakan rasa nyerinya karena gejala endometriosis terasa seperti kram dan bisa disertai dengan mual, muntah atau diare.
Selain itu, rasa nyeri akibat gejala endometriosis juga bisa dipengaruhi oleh lokasi dimana jaringan endometrium itu tumbuh.
Jika jaringan tumbuh dibagian organ berkemih, penderitanya mungkin akan mengalami masalah saat buang air kecil. Sementara bila jaringan tumbuh di usus, akan mengalami masalah pencernaan, misalnya sembelit atau diare. Bila jaringan tumbuh pada indung telur atau tuba falopi dapat menimbulkan masalah gangguan kesuburan.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala endometriosis yang tidak disebutkan di atas. Bila khawatir mengenai sebuah gejala endometriosis tertentu yang dirasakan, segera konsultasikan dengan dokter.
Gejala-gejala yang perlu diwaspadai itu adalah:
- Rasa sakit berlebihan saat haid yang sebelumnya tidak pernah ada.
- Rasa sakit tersebut sudah mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Rasa sakit saat berhubungan seks.
- Rasa sakit saat buang air kecil, terdapat darah pada urine atau tidak dapat mengendalikan aliran urine.
- Tidak kunjung hamil atau tidak subur setelah mencoba untuk hamil selama 12 bulan pernikahan.
Beberapa kemungkinan penyebab endometriosis
- HAID RETROGRADE. Haid dua arah (retrograde) terjadi ketika sel endometrium dan jaringan yang seharusnya terbuang ke vagina juga ikut mengalir kea arah leher rahim (serviks) dan tuba falopi. Setelah itu, menempel pada dinding pelvis dan permukaan organ pelvis, tumbuh, terus menebal dan berdarah sepanjang siklus haid. Dalam banyak kasus, haid retrograde ini menjadi penyebab endometriosis yang paling sering terjadi.
- PERUBAHAN SEL EMBRIO. Sel embrio menghasilkan sel yang melapisi perut dan rongga panggul . Apabila satu atau beberapa area kecil dari lapisan perut berubah menjadi jaringan endometrium, hal ini bisa jadi penyebab endometriosis. Kondisi ini umumnya dipengaruhi oleh hormon estrogen yang tidak seimbang.
- GANGGUAN SISTEM IMUN. Sistem imun memiliki masalah yang membuatnya tidak dapat mengenali dan menghancurkan jaringan endometrium yang tumbuh di luar rahim.
- BEKAS LUKA BEDAH. Jika pernah menjalani operasi, seperti histerektomi atau operasi Caesar, implantasi bekas operasi yang terbentuk dapat membuat sel menempel sehingga bisa jadi penyebab endometriosis.
- PENGEDARAN SEL ENDOMETRIUM OLEH PEMBULUH DARAH. Sel endometrium dapat dihantarkan oleh pembuluh darah atau cairan jaringan ke bagian tubuh lainnya, sehingga bisa jadi penyebab endometriosis.
Penyebab yang harus diwaspadai
“Penyebab endometriosis belum diketahui dengan pasti. Banyak teori mencoba menjelaskan namun belum ada penelitian yang membuktikannya,”kata dr. Andrew. “Namun, yang pasti gangguan ini sangat dipengaruhi oleh hormon estrogen. Seperti pada endometrium normal, estrogen juga menyebabkan tumbuh dan berkembangnya endometriosis,”lanjutnya.
Faktor-faktor risiko yang perlu dihindari
“Karena penyebab endometriosis tidak diketahui, maka tidak ada faktor-faktor risiko yang pasti berkorelasi dengan mudahnya terkena endometriosis. Namun karena hormon estrogen berperan penting dalam kasus ini, maka semua wanita pada usia reproduksi punya peluang untuk terkena. Sebaliknya, wanita pada usia menopause atau yang indung telurnya dibuang seluruhnya akan terhindar dari endometriosis, “kata dr. Andrew.
Diagnosis yang dilakukan
“Nyeri haid atau nyeri perut berulang, sulit hamil, perdarahan dari lokasi yang tidak lazim, merupakan gejala-gejala awal untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap endometriosis,”kata dr. Andrew.
- Pemeriksaan USG. Mungkin bisa menemukan kista pada indung telur atau adanya penempelan organ-organ di dalam rongga panggul.
- Pemeriksaan laboratorium darah dengan kode CA 125 yang memberi hasil nilai melebihi normal semakin mengarah pada diagnosis endometriosis.
- Pemeriksaan patologi mikroskopik dari biopsi atau operasi pada organ yang terkena, merupakan diagnosis paling pasti dari endometriosis.
TIPS DOKTER BILA SESEORANG DIDIAGNOSA POSITIF
“Bila terdiagnosa positif endometriosis, segera bawa anak remaja Anda berobat ke dokter spesialis, obstetri dan ginekologi, berobat dengan teratur akan bermanfaat untuk kualitas hidup yang lebih baik pada penderita endometriosis” kata dr. Andrew menegaskan.
Pertolongan yang diberikan dokter
“Karena sampai sekarang apa penyebabnya endometriosis belum diketahui dengan pasti, maka pengobatannya secara akuratpun belum dapat ditentukan . Prinsip dasar pengobatannya adalah dengan menekan produksi hormon estrogen. Banyak obat yang bisa digunakan untuk terapi tersebut, namun belum ada obat yang bisa menyembuhkan permanen selama belum masuk menopause, “kata dr. Andrew. “Pada kasus dengan kista, kadang operasi harus dilakukan. Sedangkan pada nyeri haid berat yang tidak bisa dengan obat, tidak jarang rahim harus dibuang,”lanjutnya.
Secara umum, beberapa pilihan pengobatan untuk penyakit endometriosis adalah:
1. SARAN OBAT PEREDA NYERI. Dokter mungkin akan menyarankan pasiennya mengonsumsi obat pereda nyeri jenis obat antiradang (nonsteroid anti inflamation drugs/ NSAID), seperti ibuprofen, naproxen natrium dan ketroporofen untuk meringankan nyeri haid yang menyakitkan. Obat-obatan tersebut bisa didapatkam tanpa resep dokter di toko obat dan apotek.
2. TERAPI HORMON. Terapi hormon terkadang efektif untuk mengurangi rasa sakit akibat gejala penyakit ini. Meski begitu, terapi hormon bukanlah pengobatan permanen untuk kondisi ini. Gejala penyakit ini bisa saja kambuh kembali setelah menghentikan pengobatan.
Beberapa terapi hormon yang digunakan untuk mengobati penyakit endometriosis adalah sebagai berikut:
- Kontrasepsi hormon. Pil KB, path ataupun cincin vagina dapat membantu menghambat proses penebalan jaringan endometrium setiap bulan.
- Terapi progestin. Seperti kontrasepsi implan atau suntik dapat meringankan gejala endometriosis.
- Danazol. Menghambat pertumbuhan jaringan endometrium dengan menghalangi produksi hormon perangsang ovarium, mencegah haid haid, serta meringankan gejala endometriosis. Namun, pengobatan ini tidak disarankan jika sedang hamil karena dapat menyebabkan efek samping serius yang dapat berbahaya bagi janin.
3. OPERASI ENDOMETRIOSIS. Operasi endometriosis adalah tindakan medis paling akhir jika berbagai pengobatan tidak berjalan maksimal. Meskipun operasi tidak dapat menyembuhkan penyakit ini, setidaknya ini dapat mengendalikan gejala endometriosis yang dirasakan. Namun, perlu diketahui, kedua operasi endometriosis sama-sama melibatkan pengangkatan rahim. Operasi ini hanya dilakukan bagi wanita yang sudah tidak memiliki rencana untuk hamil lagi. Akan tetapi, hati-hati dengan kemungkinan risiko komplikasi yang mungkin terjadi dari operasi ini. Oleh karena itu, konsultasikan ke dokter sebelum memutuskan untuk melakukan operasi endometriosis. Pertimbangkan dengan baik segala efek samping dan risiko komplikasi operasi endometriosis yang dilakukan.
Ada dua jenis operasi endometriosis yang dilakukan, yaitu:
- Operasi endometriosis dengan laparoskopi.
Laparoskopi merupakan prosedur paling umum yang digunakan untuk mendiagnosis atau mengatasi endometriosis dengan mengangkat kista atau jaringan perut yang ada di dalam perut, menggunakan panas atau laser untuk menghancurkannya. Setelah operasi selesi, sayatan ditutup dengan beberapa jahitan. Karena sayatan yang diberikan hanya kecil, maka efek laparoskopi tidak banyak menimbulkan rasa sakit, bahkan beberapa pasien boleh pulang dihari yang sama setelah operasi. Meskipun operasi endometriosis dengan laparoskopi dapat membantu meringkan gejala, gejala endometriosis tetap dapat kambuh sewaktu-waktu.
- Operasi endometriosis dengan angkat rahim.
Dalam kasus yang parah, operasi histerektomi oforektomi untuk mengangkat rahim merupakan perawatan terbaik.
Belum ada cara yang bisa dilakukan sendiri
“Endometriosis tidak dapat diatasi secara mandiri. Obat hanya mengurangi nyeri yang ditimbulkan. Yang penting adalah segera ke dokter kandungan bila terasa ada gejala-gejala endometriosis yang mencurigakan,“ kata dr. Andrew mengingatkan.
Penulis

| dr. Andrew S. Setiawan, Sp.OG |
| Dokter Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan |
Source: Majalah Smart Living 2021
Publish: 21 Februari 2022

English
Bahasa

