Diet lazim dilakukan kaum perempuan untuk menjaga penampilan. Keinginan untuk memiliki tubuh langsing umumnya sudah muncul sejak perempuan memasuki usia remaja. Sayangnya, tidak semua remaja perempuan memahami diet yang sehat. Di antara mereka tidak jarang yang diet secara serampangan, ikut – ikutan teman, atau mengikuti apa yang dicontohkan selebritas. “Pokoknya, asal kurus, diet ekstrem pun ditempuh,” ujar Spesialis Gizi Klinik dari RS. GADING PLUIT Dr. Idawati Karjadjaja, Sp.GK, MS dalam seminar bertajuk Mengenal Osteoporosis dan Masalahnya yang digelar di RS tersebut, Sabtu (11/10).
Ia menjelaskan diet yang sangat membatasi asupan makanan yang mengganggu kesehatan remaja, termasuk berisiko menyebabkan osteoporosis alias pengeroposan tulang. “Diet ekstrem bisa menyebabkan gangguan hormonal. Gangguan hormon akan mengganggu proses pembentukan tulang,” kata Idawati. Ia menjelaskan, masa remaja merupakan masa menabung tulang. Masa itu harus dioptimalkan demi membentuk tulang yang padat dan kuat. Jadi, kelak ketika memasuki masa menopause, yakni ketika proses pembentukan tulang berjalan lebih lambat daripada proses kerusakannya, seorang perempuan memiliki cadangan tulang yang cukup. Jadi, lanjut Idawati, diet pada remaja putri harus dilakukan dengan perhitungan matang. Diet memang mengurangi asupan kalori, tapi kebutuhan akan unsur – unsur gizi harus tetap dipenuhi. “Untuk membentuk tulang yang kuat, dibutuhkan kecukupan beberapa unsur gizi seperti kalsium, fosfor, dan vitamin D.”
Remaja berusia 10-18 tahun, kata Idawati, memiliki kebutuhan kalsium 1.000 mg perhari. Kalsium bisa diperoleh dari susu, tahu, tempe dan sayuran. “Segelas susu full cream mengandung sekitar 300 mg kalsium. Tahu kuning sepotong (100 gr) mengandung 124 mg, tempe 100 gram mengandung 129 mg kalsium, 100 gram sayuran sawi, daun katuk, dan brokoli mengandung 150–200 mg kalsium,” terang Idawati. Zat fosfor bisa diperoleh dari susu, telur, daging, dan kacang – kacangan. Vitamin D paling mudah didapatkan dengan berjemur di sinar matahari pagi dan sore. Vitamin itu juga bisa diperoleh dari bahan makanan seperti salmon, sarden, tuna, minyak hati ikan cod, jamur shitake, dan kuning telur. “Satu butir kuning telur mengandung sekitar 20 iu vitamin D. Kalau terpapar matahari 5 – 10 menit dengan kaki dan tangan terbuka bisa mendapat 3.000 iu vitamin D. Cukup memenuhi untuk kebutuhan vitamin D yang sekitar 600 iu per hari.” papar Idawati.
Silent disease
Pada kesempatan sama, dokter spesialis rehabilitasi medik Dr. Siti Annisa Nuhonni, Sp.RM mengungkapkan osteoporosis sering disebut silent disease alias penyakit yang terjadi diam–diam. Timbulnya osteoporosis memang kerap kali bergejala. “Tahu–tahu, ketika jatuh atau terbentur, tulang dengan mudahnya retak atau patah.” Wanita menopause rentan terkena terkena penyakit yang ditandai dengan penurunan kepadatan tulang itu. Ketika memasuki masa menopause, kadar hormon estrogen dalam tubuh perempuan menurun drastis. Padahal, hormon tersebut dibutuhkan untuk membentuk tulang. “Akibatnya, proses pembentukan tulang melambat, sementara kerusakan tulang terus terjadi. Itulah mengapa perempuan muda sejak anak-anak, remaja, dan dewasa sangat dianjurkan untuk memaksimalkan kepadatan tulang mereka.” (*/H-3)
******************************************************************************
Seperti dimuat dalam Koran MEDIA INDONESIA, terbit: RABU, 15 OKTOBER 2014

English
Bahasa

