DI BALIK AROMA DURIAN
Durian merupakan buah yang kontroversial. Ada yang suka, bahkan rela berburu di kala bukan musimnya. Sebaliknya, tak sedikit yang membencinya. Baunya yang menyengat membuat mual atau pusing. Aroma menyengat inilah yang telah bertahun-tahun menjadi tantangan para ilmuwan untuk mencari tahu penyebabnya. Tak terkecuali, lima ilmuwan asal Singapura yang mengaku sebagai penggila durian. Mereka yang tak suka mengalah saat musim durian tiba. Yang suka juga harus manut kalau buah ini dilarang dibawa di transportasi umum. Memang penyebabnya hanya satu: aromanya. Itulah yang membuat para ilmuawan tersebut kemudian masuk ke laboratorium.
Tak percuma. Setelah tiga tahun, pekerjaan mereka pun usai. Hasilnya dipublikasikan dalam jurnal Nature Genetics. Di dalam jurnal itu, mereka menulis tentang keluarga buah ini yang disebutkan berjumlah 30 spesies. Tak semua bisa dimakan, ada juga yang tidak dapat disantap, dan beberapa dengan cirri khas lainnya. Bahkan ada beberapa yang terancam. Aroma durian digambarkan sebagai campuran aroma sulfur, seperti bawang dengan bumbu manis atau sup gurih, kata ahli genetika dari Pusat Kanker Nasional Singapura. Komponen kunci dari bau durian adalah senyawa sulfur yang mudah menguap atau VSC, yang ditandai seperti telur busuk, bawang merah, sulfur, dan bawang merah goreng. Para Ilmuwan mengurutkan genom berbagai durian raja musang, yang memiliki sekitar 46 ribu gen atau hampir dua kali lipat jumlahnya dalam genom manusia.
Periset kemudian mengidentifikasikan sekelompok gen yang mengatur produksi zat kimia yang disebut VSCs. Senyawa sulfur ini bertanggung jawab untuk beberapa bau yang paling menyinggung di alam, termasuk bau telur busuk. Mereka menemukan saat pematangan buah ada tingkat ekspresi gen lebih tinggi yang terlibat dalam metabolisme sulfur. Dan ternyata, periset mengatakan lebih banyak salinan gen yang terlibat dalam biosintetis VSC ditemukan di durian daipada kerabat dekatnya. Ini menunjukkan bahwa perubahan evolusioner mendasari aroma buah.
Para periset mengatakan bau ini penting bagi durian di alam liar, yakni membantu menarik hewan untuk memakannya dan menyebarkan bijinya. Nah, kini setelah diketahui peta aroma buah tersebut, penelitian ini pelak akan membuka kemungkinan pada masa depan untuk menghasilkan durian dengan aroma yang lebih ramah. Tidak lagi menyengat di hidung yang bisa membuat mual. Bagi penggila durian, justru aroma yang khas dan kuat ini adalah salah satu ciri khas buah tersebut. Bukan durian bila tak ada bau yang menyengat.
Seperti dimuat di KORAN TEMPO, TERBIT: JUMAT, 13 OKTOBER 2017

English
Bahasa

