ASUH BAYI, KEBERSIHAN NOMOR SATU
Kebersihan yang kurang terpelihara, membuat bayi rentan mengalami diare dan infeksi saluran nafas atas (ISPA). Keduanya termasuk penyakit yang paling sering menjangkit bayi. Meski asupan nutrisi bayi bagus, pertumbuhan bayi tetap tidak akan maksimal bila mengalami gangguan kesehatan akibat lingkungan yang kotor. Semuanya percuma bila bayi sakit – sakitan karena nutrisi yang masuk terbuang percuma, atau hanya dipakai untuk penyembuhan. Pada akhirnya, risiko stunting mengintai.
Orangtua harus membiasakan diri cuci tangan dengan rutin saat mengasuh bayi, seperti cuci tangan sebelum memegang bayi setelah membersihkan bayi, sebelum dan setelah memberikan makan bayi dan setelah memasak. Menjaga kebersihan adalah hal yang paling murah dan mudah yang bisa kita lakukan. Tidak perlu melarang anak memasukkan tangannya ke mulut karena itu merupakan bagian dari tahapan tumbuh kembangnya. Itu ialah fase belajar yang normal. Namun harus dipastikan tangan anak selalu dalam kondisi bersih.
Sangat disayangkan, banyak anak yang sakit hanya karena hal sepele. Misalnya karena orang tua lupa cuci tangan atau anak memasukkan mainan dan dot yang sudah jatuh ke mulutnya tanpa dibersihkan dulu. Itu yang paling menyedihkan. Anak sudah dapat ASI dan MPASI bagus, tapi sakit – sakitan karena kebersihannya kurang.
Dalam menjamin kebersihan lingkungan dan diri bayi wajib dilakukan pada seribu hari pertama kehidupan (sejak kehamilan hingga anak usia dua tahun). Pada Masa seribu hari pertama dibutuhkan perlindungan secara menyeluruh. Selain pemberian nutrisi dan stimulasi yang cukup, kebersihan harus sangat diperhatikan. Apapun makanan yang kita berikan pada bayi, kebersihan adalah nomor satu. Baik kebersihan makanan bayi maupun peralatan makannya.
Ganti Popok
Menjaga kebersihan juga sangat penting dalam hal penggunaan popok. Popok penuh tipis yang tidak diganti dengan segera dapat menjadi sarang berkembangbiaknya bakteri. Bakteri itu bisa naik ke saluran kemih hingga kandung kemih. Hal itu bisa menyebabkan Infeksi Saluran Kemih (ISK), gejalanya tidak terdeteksi. Kalau belum sampai ginjal, gejalanya tidak ada.
Berbagai bahaya mengancam saat ginjal diserang bakteri. Terparah, bisa memicu gagal ginjal. ISK berulang meningkatkan risiko gagal ginjal saat anak tumbuh dewasa.
Seperti dimuat di KORAN MEDIA INDONESIA, TERBIT: RABU, 25 JULI 2018

English
Bahasa

