PUASA JUSTRU MENYEHATKAN TUBUH
Pembatasan makanan tersebut akan membuat tubuh melakukan penghancuran lemak tubuh juga menyebabkan pengurangan radikal bebas yang berbahaya bagi tubuh manusia. Jadi dengan adanya pembatasan makan, berat badan akan turun, kolesterol akan turun, kadar gula darah juga menjadi lebih terkontrol. Selain itu adanya puasa sepanjang hari akan membuat kita mengurangi konsumsi camilan yang tidak sehat seperti cokelat, keju, lemak. Mengurangi makanan yang manis dan asin yang belum tentu sehat bagi tubuh kita.
Pasien sakit maag sebagian besar merupakan sakit maag fungsional. Pasien dengan maag fungsional biasanya dengan berpuasa keluhan sakit maagnya berkurang dan dan merasa lebih sehat pada saat berpuasa, selama berpuasa pasien ini pasti makan lebih teratur karena hanya dua kali dengan waktu yang lebih kurang sama setiap harinya selama puasa Ramadan. Keteraturan inilah yang bisa membuat pasien dengansakit maag tersebut sembuh.
Puasa juga berdampak pada jiwa. Unsur pengadilan diri selama berpuasa di bulan Ramadan bisa membuat jiwa menjadi lebih sehat sehingga juga berdampak kesehatan fisik. Pengadilan diri merupakan hal penting agar kita tetap sehat. Jiwa yang sehat kunci agar kita tetap sehat.
Psikosomatis
Pasien dengan kecemasan berlebih cenderung memiliki asam lambung tinggi yang akhirnya maag dapat terganggu. Di samping itu pasien dengan hipertensi, tekanan darahnya dapat dengan mudah naik jika emosinya terganggu. Jadi banyak penyakit yang bisa diatasi dengan berpuasa. Pasien asma bisa kambuh karena sedang dalam keadaan stres. Jantung berdebar-debar, tangan berkeringat, pegal-pegal di tengkuk bisa berhubungan dengan faktir psikis yang bisa mengganggu fisik tersebut tidak muncul.
Keteraturan yang berdampak baik selama berpuasa dapat diteruskan dalam kehidupan sendiri seperti makan yang tidak berlebihan. Karena jika makan berlebihan, makanan tersebut akan ditimbun dalam tubuh kita dalam bentuk lemak, di hati (fatty liver), di kandung empedu, dan di pembuluh darah jantung maupun pembuluh darah otak. (Sru/H-5)
Seperti dimuat di KORAN MEDIA INDONESIA – Rabu, 16 Mei 2018